Rabu, 23 Januari 2013

BIROKRASI



Birokrasi

1.      Pengertian
Secara etimologi, birokrasi terdiri dari dua kata, yaitu: bureou yang berarti meja dan kratia (cratein) yang sering diartikan dengan pemerintahan. Tektu makna dan pengertian birokrasi lebih luas daripada penggabungan harfiah dari kkedua asal kata tersebut. Menurut weber, birokrasi itu pada hakikatnya mengandung makna pengorganisasian yang tertib, tertata dan teratur dalam hubungan kerja yang berjenjang serta mempunyai prosedur dalam suatu tatanan organisasi.
Birokrasi diartikan juga sebagai pemerintah daerah yang disusun dalam struktur dan hirarki organisasi. Albrow menyatakan bahwa birokrasi pemerintah daerah dapat diartikan sebagai organisasi yang menjalankan kegiatan pemerintah dan pembangunan.


2.      Keuntungan dan kelemahan
Keuntungan Teori birokrasi ini mempunyai kekuatannya yang tersendiri, walaupun teori ini sering dikaitkan dengan pelbagai streotaip negatif, namun teori birokrasi ini juga banyak memberikan sumbangan kepada teori dalam pengurusan sumber manusia. Hirarki dan definisi tanggungjawab adalah merupakan ciri penting birokrasi dalam membantu  pengurusan tempat kerja yang tersusun. Lakaran prinsipal terhadap semua tugas haruslah jelas dan harus disusun dalam bentuk hierarki. Ada Aturan, Norma, dan Prosedur untuk Mengatur Organisasi.

Kelemahan-kelemahan birokrasi terletak dalam hal penetapan standar efisiensi yang dapat dilaksanakan secara fungsional. terlalu menekankan aspek-aspek rasionalitas, impersonalitas dan hirarki. kecenderungan birokrat untuk menyelewengkan tujuan-tujuan organisasi. berlakunya pita merah dalam kehidupan organisasi.

Kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam birokrasi sebenarnya tidak berarti bahwa birokrasi adalah satu bentuk organisasi yang negatif. Salah satu kelemahan yang sering dikaitkan dengan birokrasi ialah “red tape” . Istilah ini merujuk kepada satu peraturan birokrasi yang sangat berlebihan sehingga menyebabkan kelewatan kepada sesuatu urusan ataupun proses.
Keengganan untuk mengakui adanya konflik di antara otorita yang disusun secara hirarkis dan sulit menghubungkan proses birokratisasi dengan modernisasi yang berlangsung di negara-negara sedang berkembang.



3.      Birokratisme

Birokratisme adalah sebuah keburukan yang terdefinisi dengan baik, sebuah pelencengan yang buruk dan berbahaya, yang telah dikutuk secara resmi namun tetap tidak menunjukkan tanda-tanda akan melenyap. 
 Terlebih lagi, cukuplah sulit untuk melenyapkannya dengan satu pukulan! Tetapi bila birokratisme, seperti yang dikatakan oleh resolusi Komite Pusat, mengancam untuk memisahkan partai dari massa dan oleh karenanya melemahkan karakter kelas dari partai, maka perjuangan melawan birokratisme tidak mungkin berasal dari pengaruh-pengaruh non-proletar. 
   Sebaliknya, aspirasi partai untuk menjaga karakter proletarnya niscaya harus melahirkan resistensi terhadap birokratisme. Tentu di bawah kedok resistensi ini, berbagai tendensi yang keliru, tidak sehat, dan berbahaya dapat memanifestasikan diri mereka. Dan mereka tidak dapat diungkapkan tanpa menganalisa dengan metode Marxis isi ideologi mereka. Akan tetapi, mengidentifikasikan resistensi terhadap birokratisme sebagai sebuah kelompok yang menjadi kendaraan untuk pengaruh asing adalah sendirinya menjadi “kendaraan” untuk pengaruh birokratis.

Daftar Pustaka 

Dr. Ir. Eko Maulana Ali, SAP, M.Si., M.Sc. 2009. Kepemimpinan Transformasional dalam Birokrasi Pemerintah. Jakarta: Multicerdas Publishing.

Nogi Hessel Tanglilisan. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: Gramedia Widiasarana       Indonesia.

Drs. lg. Nursanto . Yogyakarta . 2002 . Andi-Yogyakarta.

Martin Albrow, Birokrasi, (Yogyakarta: Tiara Wacana, Cet.3, 2004)