Birokrasi
1.
Pengertian
Secara
etimologi, birokrasi terdiri dari dua kata, yaitu: bureou yang berarti meja dan kratia
(cratein) yang sering diartikan dengan pemerintahan. Tektu makna dan
pengertian birokrasi lebih luas daripada penggabungan harfiah dari kkedua asal
kata tersebut. Menurut weber, birokrasi itu pada hakikatnya mengandung makna
pengorganisasian yang tertib, tertata dan teratur dalam hubungan kerja yang
berjenjang serta mempunyai prosedur dalam suatu tatanan organisasi.
Birokrasi
diartikan juga sebagai pemerintah daerah yang disusun dalam struktur dan
hirarki organisasi. Albrow menyatakan bahwa birokrasi pemerintah daerah dapat
diartikan sebagai organisasi yang menjalankan kegiatan pemerintah dan
pembangunan.
2.
Keuntungan dan kelemahan
Keuntungan Teori
birokrasi ini mempunyai kekuatannya yang tersendiri, walaupun teori ini sering
dikaitkan dengan pelbagai streotaip negatif, namun teori birokrasi ini juga
banyak memberikan sumbangan kepada teori dalam pengurusan sumber manusia. Hirarki
dan definisi tanggungjawab adalah merupakan ciri penting birokrasi dalam
membantu pengurusan tempat kerja yang tersusun. Lakaran prinsipal terhadap
semua tugas haruslah jelas dan harus disusun dalam bentuk hierarki. Ada Aturan,
Norma, dan Prosedur untuk Mengatur Organisasi.
Kelemahan-kelemahan
birokrasi terletak dalam hal penetapan standar efisiensi yang dapat dilaksanakan
secara fungsional. terlalu menekankan aspek-aspek rasionalitas, impersonalitas
dan hirarki. kecenderungan birokrat untuk menyelewengkan tujuan-tujuan
organisasi. berlakunya pita merah dalam kehidupan organisasi.
Kelemahan-kelemahan
yang terdapat dalam birokrasi sebenarnya tidak berarti bahwa birokrasi adalah
satu bentuk organisasi yang negatif. Salah satu kelemahan yang sering dikaitkan
dengan birokrasi ialah “red tape” . Istilah ini merujuk kepada satu
peraturan birokrasi yang sangat berlebihan sehingga menyebabkan kelewatan kepada
sesuatu urusan ataupun proses.
Keengganan untuk mengakui adanya konflik di antara otorita yang disusun
secara hirarkis dan sulit menghubungkan proses birokratisasi dengan modernisasi
yang berlangsung di negara-negara sedang berkembang.
3. Birokratisme
Birokratisme
adalah sebuah keburukan yang terdefinisi dengan baik, sebuah pelencengan yang
buruk dan berbahaya, yang telah dikutuk secara resmi namun tetap tidak
menunjukkan tanda-tanda akan melenyap.
Terlebih
lagi, cukuplah sulit untuk melenyapkannya dengan satu pukulan! Tetapi bila
birokratisme, seperti yang dikatakan oleh resolusi Komite Pusat, mengancam
untuk memisahkan partai dari massa dan oleh karenanya melemahkan karakter kelas
dari partai, maka perjuangan melawan birokratisme tidak mungkin berasal dari
pengaruh-pengaruh non-proletar.
Sebaliknya,
aspirasi partai untuk menjaga karakter proletarnya niscaya harus melahirkan
resistensi terhadap birokratisme. Tentu di bawah kedok resistensi ini, berbagai
tendensi yang keliru, tidak sehat, dan berbahaya dapat memanifestasikan diri
mereka. Dan mereka tidak dapat diungkapkan tanpa menganalisa dengan metode
Marxis isi ideologi mereka. Akan tetapi, mengidentifikasikan resistensi
terhadap birokratisme sebagai sebuah kelompok yang menjadi kendaraan untuk
pengaruh asing adalah sendirinya menjadi “kendaraan” untuk pengaruh birokratis.
Daftar Pustaka
Dr. Ir. Eko
Maulana Ali, SAP, M.Si., M.Sc. 2009. Kepemimpinan Transformasional dalam
Birokrasi Pemerintah. Jakarta: Multicerdas Publishing.
Nogi Hessel
Tanglilisan. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Drs. lg.
Nursanto . Yogyakarta . 2002 . Andi-Yogyakarta.
Martin
Albrow, Birokrasi, (Yogyakarta: Tiara Wacana, Cet.3, 2004)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar