Merek (brand) telah menjadi
elemen krusial yang berkontribusi terhadap kesuksesan sebuah organisasi
pemasaran, baik perusahaan bisnis maupun nirlaba, pemanufaktur maupun
penyedia jasa, dan organisasi lokal maupun global. Riset brand selama ini masih didominasi sektor consumer markets,
terutama dalam kaitannya dengan produk fisik seperti barang. Namun
demikian literature merek mulai berkembang pula untuk sektor pemasaran
jasa, pemasaran bisnis dan pemasaran online. Bidang kajiannyapun sangat
beragam, mulai dari sejarah manajemen merek, brand origin, brand pioneership dan brand name strategy hingga brand equity, brand extension, brand loyalty, dan global branding.
Pengertian Brand
Brand dapat disebut “pelabelan’. Brand dapat membantu penjualan. Brand
berkaitan dengan kepercayaan konsumen terhadap suatu produk atau
layanan, yang diyakini tidak saja dapat memenuhi kebutuhan mereka,
tetapi dengan memberikan kepuasan yang lebih baik dan terjamin. Istilah brand
muncul ketika persaingan produk semakin tajam dan menyebabkan perlunya
penguatan peran label untuk mengelompokkan produk dan layanan yang
dimiliki dalam satu kesatuan guna membedakan produk itu dengan produk
pesaing.
Salah satu upaya perusahaan untuk melakukan penetrasi pasar dan memperkuat produk dan layanan adalah melakukan branding.
Istilah ini cukup popular di kalangan pemasaran karena memberikan efek
besar terhadap peningkatan penjualan. Bahkan demi mempertahankan pangsa
pasarnya beberapa perusahaan bahkan rela menggelontorkan dana yang tidak
sedikit hanya demi menanamkan brand yang kuat di mata
masyarakat. Karena memiliki kaitan yang sangat erat dengan aspek
finansial maka kemudian istilah merek ini disebut dengan brand equity yaitu Net Present Value (NPV) dari aliran kas masa datang yang dihasilkan oleh suatu merek. Dengan kata lain, brand equity dihitung berdasarkan nilai inkremental di atas nilai yang diperoleh produk atau layanan tanpa merek (unbranded product).
Dalam ilmu akuntansi keuangan merek
merupakan aktiva tak berwujud, merek dibangun oleh banyak faktor dan
dikomunikasikan melalui iklan dan promosi. Shimp (1997) dalam bukunya Advertising, Promotion, and Supplemental Aspects of Integrated Marketing Communications
mengatakan bahwa komunikasi pemasaran (iklan dan promosi) merupakan
faktor yang sangat penting untuk membangun merek yang positif. Biaya
iklan dan promosi adalah proxy dari merek tersebut. Itulah yang
menyebabkan perusahaan rela mengeluarkan anggaran untuk iklan dan
promosi yang jumlahnya sangat besar hanya untuk mempertahankan merek
yang positif.
Ekuitas merek ini didapat dari posisi pasar strategik merek bersangkutan dan consumer trust terhadap merek tersebut. Trust
ini yang kemudian menciptakan jalinan relasi antara merek dan pelanggan
sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi risiko pembelian dan
mendorong terciptanya preferensi merek, loyalitas merek, dan kesediaan
untuk mempertimbangkan produk baru yang ditawarkan perusahaan dengan
nama merek yang sama di kemudian hari.
Pada suatu kesempatan sharing session dengan Vice President Telkomsel Area 2 Jabotabek Jabar – Bpk. Irwin Sakti – Beliau mengatakan bahwa Brand memiliki peran penting dalam menjalankan bisnis telekomunikasi nirkabel ini. Ada banyak warna (brand)
yang ditawarkan oleh para pemain dalam bisnis ini, ada merah, kuning,
biru, hitam, dan warna warni pendatang baru. Tanpa pengaruh brand yang kuat maka pelanggan yang hendak menggunakan layanan Telkomsel akan mudah terpengaruh oleh brand
dari pemain lain. Maka dari itu disinilah peran para pemasar untuk
menjaga agar warna merah tetap menjadi warna pertama yang dipikirkan
pelanggan. Pernyatan beliau ini merupakan penegasan nyata bahwa dengan brand yang mengakar kuat maka bisnis ini bisa tumbuh besar sampai saat ini.
Brand Campaign
Branding adalah istilah lain dari
kegiatan manajemen kampanye produk dan layanan. Kesuksesan yang diraih
oleh kampanye ini didasarkan pada kemampuan tim pemasaran dalam
menentukan strategi promosi dan distribusi produk secara simultan.
Artinya proses branding merupakan hasil kerjasama yang kompak antara
semua bagian terkait, misalnya dalam industri telekomunikasi ini antara
team marketing dengan dealer management atau dengan department support.
Dalam prakteknya kampanye branding yang
terjadi di Indonesia terjadi dengan begitu frontalnya dan menghabiskan
dana dan upaya-upaya extra. Setidaknya ada dua sektor yang menjadi lahan
basah dalam persaingan branding di Indonesia ini yaitu industri rokok
dan industri telekomunikasi. Dan ini juga terjadi di banyak negara lain
seperti yang saya lihat langsung di Malaysia dan Thailand. Karena
besarnya dana yang digelontorkan perusahaan-perusahaan itu maka tak
jarang perusahaan membutuhkan capital expenditure yang
menempati porsi yang sangat besar dalam anggaran belanja perusahaan,
meskipun besarnya biaya untuk mempertahankan brand tersebut tidak dapat
diukur manfaatnya secara langsung pada masa biaya itu dikeluarkan,
manfaatnya bisa dirasakan tahun depan atau beberapa tahun yang akan
datang.
Bila kita amati fenomena branding pada
industri telekomunikasi sekarang ini kita pun bahkan menggelengkan
kepala sendiri. Cara-cara beriklan baik di media cetak dan elektronik
maupun di lokasi umum bahkan sudah tidak mengedepankan etika bisnis yang
sehat lagi hanya demi mengejar tambahan net add dan revenue. Beberapa operator lupa bahwa selain brand yang melekat dari produk yang ditawarkan mereka ada satu lagi brand yang juga melekat erat dengan perusahaan yaitu brand image perusahaan. Alhasil yang terjadi adalah image perusahaan di mata masyarakat turun drastis karena produk atau layanan yang ditawarkannya ternyata mengecewakan pelanggan.
Praktek nyata dapat kita lihat ditingkat
operasional, rekan-rekan sales dan pemasar atau bagian brand harus kerja
ekstra hanya untuk mempertahankan spanduk/layar toko/umbul-umbul atau
media promosi lainnya tetap terpasang ditempatnya keesokan harinya.
Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa persaingan yang terjadi sudah
seperti hukum rimba – siapa yang kuat dia yang menang, hari ini
dipasang, belum tentu besok masih ada, atau bahkan sejam kemudianpun
belum tentu ada, karena pesaing sudah mengendusnya secara diam-diam.
Itulah makanya brand management tidak bisa berjalan dengan baik tanpa strategi yang tepat seperti yang dikatakan Keller KL (2003) dalam bukunya Strategic Brand Management: Building, Measuring, And Managing Brand Equity.
Beberapa operator bahkan sudah
mengalihkan arena branding mereka tidak sekedar di outlet atau jalan
lintas lagi, tetapi juga merambah pada tempat umum, tempat hiburan
bahkan tempat privat seperti sekolah dan rumah ibadah. Area yang masih
sangat eksotis untuk digarap sebenarnya masih banyak, contohnya yaitu
komunitas pelanggan, seperti fans club, komunitas hobbi, olah raga,
arisan, dll. Hal yang sederhana namun sangat mempesona sebenarnya juga
dapat kita lakukan seperti kekaguman saya pada tulisan raksasa Telkomsel
yang ada di Batam, namun kali ini kita bisa membuatnya di Puncak –
Bogor, Bukit Tinggi, Manado, atau Berastagi – Medan.
Riset Brand Management
Publikasi Equity Research Danareksa yang
dirilis pada bulan Januari 2008 mengatakan bahwa Perusahaan sektor
telekomunikasi di Indonesia telah memasuki era baru persaingan iklan dan
promosi, setiap operator mengklaim dirinya memiliki tariff paling
murah. Dibalik kampanye merek yang menggeliat itu ternyata aspek
keuanganlah yang sangat terpengaruh olehnya. Hal yang paling berpengaruh
adalah pendapatan, struktur tariff yang baru dan besarnya biaya iklan
dan promosi atas tariff tersebut adalah cara operator untuk menarik
pelanggan baru dan juga pada saat yang bersamaan mempertahankan
pelanggan existing. Menurut Danareksa market leader seperti Telkomsel lah yang diuntungkan karena kualitas dan coverage-nya telah unggul terlebih dahulu.
Beberapa lembaga riset secara continue juga melakukan suvey top brand, indikator penilaiannya bisanya menggunakan alat ukur luas pengenalan masyarakat terhadap brand tersebut (mind share & market share) dan loyalitas pelangan untuk tetap menggunakan brand tersebut (commitment share). Hasil survey ini bagi sebagian kalangan dianggap sebagai alat ukur yang tepat untuk menentukan positioning suatu produk di pasaran. Dan bersyukur Telkomsel meraih predikat Outstanding Achievement sebagai merek terbaik pada ajang penghargaan bergengsi Top Brand Award 2008,
Predikat tersebut diperoleh berkat keberhasilannya mempertahankan
simPATI dan kartu Halo sebagai kartu pilihan utama selama sembilan tahun
berturut-turut, dari tahun 2000 sampai 2008.
Beberapa survey top brand yang
dirilis lembaga lainnya terkadang juga membingungkan, karena pemenangnya
justru brand milik competitor yang lain. Terkadang pula kita meragukan
kualitas survey-surveyan itu karena kemungkinan terselip kepentingan
para pemilik brand tersebut. Namun meskipun begitu cara-cara survey
seperti itu bagi sebagian besar kalangan masih dianggap cara yang paling
tepat mengukur ketenaran suatu produk di mata masyarakat.
Beberapa hasil riset tersebut dan
kenyataan di lapangan merupakan wujud kerja keras management bersama
seluruh karyawan. Kedepan tantangan akan semakin besar, cobaan akan
semakin banyak menerpa, bisnis telekomunikasi maupun bisnis dalam sector
apapaun akan beranjak pada fase persaingan yang lebih sengit lagi.
Tugas para pemasar harus siap siaga dan terus mempertahankan agar
warnanya tetap berkibar dan berjaya.
Apabila membahas tentang Brand Management
maka setiap inisiatif baru berbeda dalam hal sumber daya dan
pelaksanaan, namun memiliki tujuan akhir yang sama: membangun merek yang
unik dan menguntungkan.
Pemasar sering teralihkan oleh tugas sehari-hari seperti mengirim e-mail, memperbarui halaman media sosial dan menanggapi produk terkait pertanyaan. To-do list mereka biasanya panjang dan kadang-kadang cenderung kurang memperhatikan hasil akhir.
Jika Anda ingin mendapatkan materi presentasi yang bagus tentang management skill, strategi bisnis dan personal development, silakan KLIK DISINI.
Berikut ini adalah lima prinsip Brand Management yang memaksa saya untuk berpikir tentang hasil akhir dari setiap inisiatif Pemasaran. Saya menerapkannya pada setiap proyek untuk memastikan aku bekerja ke arah apa yang benar-benar penting ketika datang untuk membangun merek yang kuat.
Aspek penting pertama dalam Brand Management adalah fokus pada apa yang penting
Setiap keputusan Pemasaran penting harus dimulai dengan pertanyaan penting: Apakah inisiatif baru ini sejalan dengan apa perusahaan terkenal?
Sebuah merek yang ingin menjadi terlalu banyak hal akhirnya menjadi apa-apa, dan memberikan pesaing khusus kesempatan untuk mengklaim sepotong pasar. Merek lebih fokus adalah semakin rusak melalui disorientasi. Kekurangan fokus dalam Brand Management menyebabkan kegagalan merek.
Aspek kedua dalam Brand Management adalam membedakan merek snda dari yang sudah ada. Satu pertanyaan penting yang perlu anda tanyakan pada diri anda di awal setiap proyek adalah: apakah proyek ini akan memberikan kontribusi untuk strategi diferensiasi merek saya?
Atau Apakah saya hanya mengikuti kompetisi? Sebuah merek yang kuat berdiri untuk sesuatu yang unik di benak konsumen. Alasannya sederhana: persaingan ketat dan banyaknya pilihan konsumen miliki saat ini. Jika tidak dapat memberikan target pasar Anda dengan alasan untuk membeli kemudian satunya pilihan Anda adalah untuk bersaing pada harga.
Pasar untuk kendaraan hibrida memberikan contoh yang baik dari strategi diferensiasi dalam Brand Management yang sukses. Pemimpin diperdebatkan di segmen ini Toyota Prius, dengan penjualan AS lebih dari 18.000 unit pada Maret 2011, menurut http://www.hybridcars.com.
Jumlah dua merek, Honda Insight, jauh di belakang dengan hanya 2700 unit yang terjual.
Alasan untuk keberhasilan mereka jelas menurut saya: sementara pesaing mereka mengambil yang ada model hibrida non dan menambahkan kata “Hybrid” setelah nama, Toyota menerapkan strategi diferensiasi lengkap: berdiri sendiri nama (Prius) dan desain yang terlihat berbeda dengan non-hibrida model. Akibatnya, “Prius” adalah sinonim untuk “mobil hybrid”.
Konsisten adalah aspek ketiga Brand Management yang sukses. Salah satu wajah Pemasar tantangan terbesar adalah komunikasi lingkungan yang ramai, yaitu “pesan inti” menjadi sulit tersampaikan dalam komunikasi.
Pesan yang membedakan sama harus diulang lagi dan dalam rangka untuk itu harus dipahami. Konsistensi berarti memiliki pesan inti sederhana dan jelas dan menggunakan strategi komunikasi yang cerdas untuk memperkuatnya lagi dan lagi.
Aspek Brand Management keempat yang sukses adalah dengan menyederhanakan komunikasi Anda Rentang perhatian konsumen menyusut, yang membuat pekerjaan tersebut Manajer Merek menantang. Merek memiliki sekitar 10 detik untuk membuat kesan pertama yang baik. Itu sebabnya KISS (keep it simple and stupid) adalah prinsip sangat efektif dan direkomendasikan.
Menyederhanakan komunikasi berarti berfokus pada penting dan meninggalkan sisanya keluar. Dalam hal produk, kesederhanaan mungkin berarti “mudah digunakan”. Dalam Komunikasi Pemasaran artinya menggunakan bahasa sederhana dan sampai ke titik dengan cepat. Kurang lebih. Sederhana adalah lebih baik.
Selain itu mengembangkan materi pemasaran visual menarik juga penting. Estetika memainkan peran penting dalam keputusan pembelian, meskipun banyak orang tidak suka mengakuinya.
Produk kemasan dan bahan pemasaran yang “terlihat baik” dapat membuat perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan. Dalam Brand Management anda perlu menggunakan daya tarik visual sebagai titik diferensiasi, dalam kategori mana pesaing utama tidak memperhatikan bagaimana merek menampilkan dirinya kepada dunia.
- See more at: http://rajapresentasi.com/2012/12/brand-management-dalam-ilmu-manajemen-pemasaran/#sthash.vdhpzXwD.dpuf
Pemasar sering teralihkan oleh tugas sehari-hari seperti mengirim e-mail, memperbarui halaman media sosial dan menanggapi produk terkait pertanyaan. To-do list mereka biasanya panjang dan kadang-kadang cenderung kurang memperhatikan hasil akhir.
Jika Anda ingin mendapatkan materi presentasi yang bagus tentang management skill, strategi bisnis dan personal development, silakan KLIK DISINI.
Berikut ini adalah lima prinsip Brand Management yang memaksa saya untuk berpikir tentang hasil akhir dari setiap inisiatif Pemasaran. Saya menerapkannya pada setiap proyek untuk memastikan aku bekerja ke arah apa yang benar-benar penting ketika datang untuk membangun merek yang kuat.
Aspek penting pertama dalam Brand Management adalah fokus pada apa yang penting
Setiap keputusan Pemasaran penting harus dimulai dengan pertanyaan penting: Apakah inisiatif baru ini sejalan dengan apa perusahaan terkenal?
Sebuah merek yang ingin menjadi terlalu banyak hal akhirnya menjadi apa-apa, dan memberikan pesaing khusus kesempatan untuk mengklaim sepotong pasar. Merek lebih fokus adalah semakin rusak melalui disorientasi. Kekurangan fokus dalam Brand Management menyebabkan kegagalan merek.
Aspek kedua dalam Brand Management adalam membedakan merek snda dari yang sudah ada. Satu pertanyaan penting yang perlu anda tanyakan pada diri anda di awal setiap proyek adalah: apakah proyek ini akan memberikan kontribusi untuk strategi diferensiasi merek saya?
Atau Apakah saya hanya mengikuti kompetisi? Sebuah merek yang kuat berdiri untuk sesuatu yang unik di benak konsumen. Alasannya sederhana: persaingan ketat dan banyaknya pilihan konsumen miliki saat ini. Jika tidak dapat memberikan target pasar Anda dengan alasan untuk membeli kemudian satunya pilihan Anda adalah untuk bersaing pada harga.
Pasar untuk kendaraan hibrida memberikan contoh yang baik dari strategi diferensiasi dalam Brand Management yang sukses. Pemimpin diperdebatkan di segmen ini Toyota Prius, dengan penjualan AS lebih dari 18.000 unit pada Maret 2011, menurut http://www.hybridcars.com.
Jumlah dua merek, Honda Insight, jauh di belakang dengan hanya 2700 unit yang terjual.
Alasan untuk keberhasilan mereka jelas menurut saya: sementara pesaing mereka mengambil yang ada model hibrida non dan menambahkan kata “Hybrid” setelah nama, Toyota menerapkan strategi diferensiasi lengkap: berdiri sendiri nama (Prius) dan desain yang terlihat berbeda dengan non-hibrida model. Akibatnya, “Prius” adalah sinonim untuk “mobil hybrid”.
Konsisten adalah aspek ketiga Brand Management yang sukses. Salah satu wajah Pemasar tantangan terbesar adalah komunikasi lingkungan yang ramai, yaitu “pesan inti” menjadi sulit tersampaikan dalam komunikasi.
Pesan yang membedakan sama harus diulang lagi dan dalam rangka untuk itu harus dipahami. Konsistensi berarti memiliki pesan inti sederhana dan jelas dan menggunakan strategi komunikasi yang cerdas untuk memperkuatnya lagi dan lagi.
Aspek Brand Management keempat yang sukses adalah dengan menyederhanakan komunikasi Anda Rentang perhatian konsumen menyusut, yang membuat pekerjaan tersebut Manajer Merek menantang. Merek memiliki sekitar 10 detik untuk membuat kesan pertama yang baik. Itu sebabnya KISS (keep it simple and stupid) adalah prinsip sangat efektif dan direkomendasikan.
Menyederhanakan komunikasi berarti berfokus pada penting dan meninggalkan sisanya keluar. Dalam hal produk, kesederhanaan mungkin berarti “mudah digunakan”. Dalam Komunikasi Pemasaran artinya menggunakan bahasa sederhana dan sampai ke titik dengan cepat. Kurang lebih. Sederhana adalah lebih baik.
Selain itu mengembangkan materi pemasaran visual menarik juga penting. Estetika memainkan peran penting dalam keputusan pembelian, meskipun banyak orang tidak suka mengakuinya.
Produk kemasan dan bahan pemasaran yang “terlihat baik” dapat membuat perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan. Dalam Brand Management anda perlu menggunakan daya tarik visual sebagai titik diferensiasi, dalam kategori mana pesaing utama tidak memperhatikan bagaimana merek menampilkan dirinya kepada dunia.
- See more at: http://rajapresentasi.com/2012/12/brand-management-dalam-ilmu-manajemen-pemasaran/#sthash.vdhpzXwD.dpuf
Apabila membahas tentang Brand Management
maka setiap inisiatif baru berbeda dalam hal sumber daya dan
pelaksanaan, namun memiliki tujuan akhir yang sama: membangun merek yang
unik dan menguntungkan.
Pemasar sering teralihkan oleh tugas sehari-hari seperti mengirim e-mail, memperbarui halaman media sosial dan menanggapi produk terkait pertanyaan. To-do list mereka biasanya panjang dan kadang-kadang cenderung kurang memperhatikan hasil akhir.
Jika Anda ingin mendapatkan materi presentasi yang bagus tentang management skill, strategi bisnis dan personal development, silakan KLIK DISINI.
Berikut ini adalah lima prinsip Brand Management yang memaksa saya untuk berpikir tentang hasil akhir dari setiap inisiatif Pemasaran. Saya menerapkannya pada setiap proyek untuk memastikan aku bekerja ke arah apa yang benar-benar penting ketika datang untuk membangun merek yang kuat.
Aspek penting pertama dalam Brand Management adalah fokus pada apa yang penting
Setiap keputusan Pemasaran penting harus dimulai dengan pertanyaan penting: Apakah inisiatif baru ini sejalan dengan apa perusahaan terkenal?
Sebuah merek yang ingin menjadi terlalu banyak hal akhirnya menjadi apa-apa, dan memberikan pesaing khusus kesempatan untuk mengklaim sepotong pasar. Merek lebih fokus adalah semakin rusak melalui disorientasi. Kekurangan fokus dalam Brand Management menyebabkan kegagalan merek.
Aspek kedua dalam Brand Management adalam membedakan merek snda dari yang sudah ada. Satu pertanyaan penting yang perlu anda tanyakan pada diri anda di awal setiap proyek adalah: apakah proyek ini akan memberikan kontribusi untuk strategi diferensiasi merek saya?
Atau Apakah saya hanya mengikuti kompetisi? Sebuah merek yang kuat berdiri untuk sesuatu yang unik di benak konsumen. Alasannya sederhana: persaingan ketat dan banyaknya pilihan konsumen miliki saat ini. Jika tidak dapat memberikan target pasar Anda dengan alasan untuk membeli kemudian satunya pilihan Anda adalah untuk bersaing pada harga.
Pasar untuk kendaraan hibrida memberikan contoh yang baik dari strategi diferensiasi dalam Brand Management yang sukses. Pemimpin diperdebatkan di segmen ini Toyota Prius, dengan penjualan AS lebih dari 18.000 unit pada Maret 2011, menurut http://www.hybridcars.com.
Jumlah dua merek, Honda Insight, jauh di belakang dengan hanya 2700 unit yang terjual.
Alasan untuk keberhasilan mereka jelas menurut saya: sementara pesaing mereka mengambil yang ada model hibrida non dan menambahkan kata “Hybrid” setelah nama, Toyota menerapkan strategi diferensiasi lengkap: berdiri sendiri nama (Prius) dan desain yang terlihat berbeda dengan non-hibrida model. Akibatnya, “Prius” adalah sinonim untuk “mobil hybrid”.
Konsisten adalah aspek ketiga Brand Management yang sukses. Salah satu wajah Pemasar tantangan terbesar adalah komunikasi lingkungan yang ramai, yaitu “pesan inti” menjadi sulit tersampaikan dalam komunikasi.
Pesan yang membedakan sama harus diulang lagi dan dalam rangka untuk itu harus dipahami. Konsistensi berarti memiliki pesan inti sederhana dan jelas dan menggunakan strategi komunikasi yang cerdas untuk memperkuatnya lagi dan lagi.
Aspek Brand Management keempat yang sukses adalah dengan menyederhanakan komunikasi Anda Rentang perhatian konsumen menyusut, yang membuat pekerjaan tersebut Manajer Merek menantang. Merek memiliki sekitar 10 detik untuk membuat kesan pertama yang baik. Itu sebabnya KISS (keep it simple and stupid) adalah prinsip sangat efektif dan direkomendasikan.
Menyederhanakan komunikasi berarti berfokus pada penting dan meninggalkan sisanya keluar. Dalam hal produk, kesederhanaan mungkin berarti “mudah digunakan”. Dalam Komunikasi Pemasaran artinya menggunakan bahasa sederhana dan sampai ke titik dengan cepat. Kurang lebih. Sederhana adalah lebih baik.
Selain itu mengembangkan materi pemasaran visual menarik juga penting. Estetika memainkan peran penting dalam keputusan pembelian, meskipun banyak orang tidak suka mengakuinya.
Produk kemasan dan bahan pemasaran yang “terlihat baik” dapat membuat perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan. Dalam Brand Management anda perlu menggunakan daya tarik visual sebagai titik diferensiasi, dalam kategori mana pesaing utama tidak memperhatikan bagaimana merek menampilkan dirinya kepada dunia.
- See more at: http://rajapresentasi.com/2012/12/brand-management-dalam-ilmu-manajemen-pemasaran/#sthash.vdhpzXwD.dpuf
Pemasar sering teralihkan oleh tugas sehari-hari seperti mengirim e-mail, memperbarui halaman media sosial dan menanggapi produk terkait pertanyaan. To-do list mereka biasanya panjang dan kadang-kadang cenderung kurang memperhatikan hasil akhir.
Jika Anda ingin mendapatkan materi presentasi yang bagus tentang management skill, strategi bisnis dan personal development, silakan KLIK DISINI.
Berikut ini adalah lima prinsip Brand Management yang memaksa saya untuk berpikir tentang hasil akhir dari setiap inisiatif Pemasaran. Saya menerapkannya pada setiap proyek untuk memastikan aku bekerja ke arah apa yang benar-benar penting ketika datang untuk membangun merek yang kuat.
Aspek penting pertama dalam Brand Management adalah fokus pada apa yang penting
Setiap keputusan Pemasaran penting harus dimulai dengan pertanyaan penting: Apakah inisiatif baru ini sejalan dengan apa perusahaan terkenal?
Sebuah merek yang ingin menjadi terlalu banyak hal akhirnya menjadi apa-apa, dan memberikan pesaing khusus kesempatan untuk mengklaim sepotong pasar. Merek lebih fokus adalah semakin rusak melalui disorientasi. Kekurangan fokus dalam Brand Management menyebabkan kegagalan merek.
Aspek kedua dalam Brand Management adalam membedakan merek snda dari yang sudah ada. Satu pertanyaan penting yang perlu anda tanyakan pada diri anda di awal setiap proyek adalah: apakah proyek ini akan memberikan kontribusi untuk strategi diferensiasi merek saya?
Atau Apakah saya hanya mengikuti kompetisi? Sebuah merek yang kuat berdiri untuk sesuatu yang unik di benak konsumen. Alasannya sederhana: persaingan ketat dan banyaknya pilihan konsumen miliki saat ini. Jika tidak dapat memberikan target pasar Anda dengan alasan untuk membeli kemudian satunya pilihan Anda adalah untuk bersaing pada harga.
Pasar untuk kendaraan hibrida memberikan contoh yang baik dari strategi diferensiasi dalam Brand Management yang sukses. Pemimpin diperdebatkan di segmen ini Toyota Prius, dengan penjualan AS lebih dari 18.000 unit pada Maret 2011, menurut http://www.hybridcars.com.
Jumlah dua merek, Honda Insight, jauh di belakang dengan hanya 2700 unit yang terjual.
Alasan untuk keberhasilan mereka jelas menurut saya: sementara pesaing mereka mengambil yang ada model hibrida non dan menambahkan kata “Hybrid” setelah nama, Toyota menerapkan strategi diferensiasi lengkap: berdiri sendiri nama (Prius) dan desain yang terlihat berbeda dengan non-hibrida model. Akibatnya, “Prius” adalah sinonim untuk “mobil hybrid”.
Konsisten adalah aspek ketiga Brand Management yang sukses. Salah satu wajah Pemasar tantangan terbesar adalah komunikasi lingkungan yang ramai, yaitu “pesan inti” menjadi sulit tersampaikan dalam komunikasi.
Pesan yang membedakan sama harus diulang lagi dan dalam rangka untuk itu harus dipahami. Konsistensi berarti memiliki pesan inti sederhana dan jelas dan menggunakan strategi komunikasi yang cerdas untuk memperkuatnya lagi dan lagi.
Aspek Brand Management keempat yang sukses adalah dengan menyederhanakan komunikasi Anda Rentang perhatian konsumen menyusut, yang membuat pekerjaan tersebut Manajer Merek menantang. Merek memiliki sekitar 10 detik untuk membuat kesan pertama yang baik. Itu sebabnya KISS (keep it simple and stupid) adalah prinsip sangat efektif dan direkomendasikan.
Menyederhanakan komunikasi berarti berfokus pada penting dan meninggalkan sisanya keluar. Dalam hal produk, kesederhanaan mungkin berarti “mudah digunakan”. Dalam Komunikasi Pemasaran artinya menggunakan bahasa sederhana dan sampai ke titik dengan cepat. Kurang lebih. Sederhana adalah lebih baik.
Selain itu mengembangkan materi pemasaran visual menarik juga penting. Estetika memainkan peran penting dalam keputusan pembelian, meskipun banyak orang tidak suka mengakuinya.
Produk kemasan dan bahan pemasaran yang “terlihat baik” dapat membuat perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan. Dalam Brand Management anda perlu menggunakan daya tarik visual sebagai titik diferensiasi, dalam kategori mana pesaing utama tidak memperhatikan bagaimana merek menampilkan dirinya kepada dunia.
- See more at: http://rajapresentasi.com/2012/12/brand-management-dalam-ilmu-manajemen-pemasaran/#sthash.vdhpzXwD.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar