Risiko memiliki anak dengan autisme bisa dideteksi
menggunakan tes genetik yang bisa menunjukkan kemungkinan autistik pada
anak melalui gen orang tuanya. Namun, ada juga meskipun orang tua tidak
memiliki gen pembawa risiko autis, tapi mereka memiliki anak yang autis,
mengapa?
Menurut ahli genetika Prof Dr Michael Klentze, MD, Ph.D
dari Thanyapura Integrative Health Center, Phuket, Thailand, bisa saja
genetik orang tua normal tetapi jika pola hidup dan lingkungannya buruk,
ditambah lagi dengan faktor luar lainnya juga bisa menimbulkan autisme
pada anak.
"Atau defisiensi mikronutrien seperti asam folat saat
mengandung. Seperti diketahui asam folat berguna bagi pertumbuhan otak
dan struktur saraf. Jika tidak terpenuhi, maka struktur saraf tidak
baik. Termasuk juga vitamin D," kata Prof Kentze dalam Talk show
'Biomarker Skrining untuk Autisme: Sebuah Langkah Besar untuk
Pendeteksian Berbasis Ilmiah' di RSIA Grand Family, Penjaringan, Jakarta
Utara, dan ditulis pada Minggu (17/11/2013).
Lalu, bagaimana cara menghindari risiko autistik pada anak, selain melakukan deteksi dini melalui tes genetik? "
"Dengan
memenuhi mikronutrien, menghindari paparan polusi terutama logam berat.
Paparan logam berat seperti merkuri bisa saja meningkatkan faktor
risiko autistik pada seseorang. Selain itu, hindari rokok dan juga obat
tidur yang bisa merusak gen," terang Prof Kentze.
Selain itu, ada
juga beberapa orang tua yang khawatir memberi vaksinasi pada anak
karena khawatir beberapa jenis vaksinasi bisa menambah risiko anaknya
autistik. Bagaimana tanggapan Prof Kentze?
"Jika yang
bersangkutan tidak memiliki gen dengan risiko autistik, maka tidak
masalah memberinya vaksinasi. Tapi, jika orang yang memang memiliki gen
autistik lantas ia mendapat vaksinasi dengan kandungan logam yang bisa
merangsang seseorang menjadi autis, itu bisa terjadi," papar Prof
Kentze.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, gen bisa saja berubah
karena adanya pengaruh faktor lingkungan. Keadaan seperti itulah yang
disebut dengan epigenetic. Akibat faktor lingkungan, ada perintah pada
gen untuk mengubah perilaku individu seperti keinginan gen tersebut
salah satunya perilaku seseorang.
Maka dari itu, Prof Kentze
menuturkan bahwa salah satu manfaat dari tes genetik ini adalah bisa
mengorganisir kehamilan dengan baik jika orang tua mempunyai gen pembawa
risiko autistik. Jika orang tua tidak mempunyai gen itu, minimal mereka
bisa menjalankan pola hidup yang lebih baik lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar